Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah
Indonesia adalah negara kepulauan yang tentunya memiiki banyak sekali pulau-pulau. Di setiap pulau memiliki suku-suku yang berbeda. Setiap suku yang berbeda-beda itu tentu memiliki ada istiadat yang berbeda pula, yang mengakibatkan Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam pula. Salah satu suku yang sering kita dengar dan mungkin berada di sekitar kita adalah Suku Betawi. Seiring berkembang jaman dan era globalisasi, tentu memiliki pengaruh terhadap kebudayaan Betawi juga, oleh karena itu saya mengangkat topik mengenai pengaruh 7 unsur kebudayaan universal terhadap kebudayaan Betawi.
Kata Betawi itu sendiri sebenarnya digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta dan bahasa Melayu Kreol yang digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya. Kata Betawi sebenarnya berasal dari kata "Batavia," yaitu nama kuno Jakarta yang diberikan oleh Belanda. Sejarah terbentuknya Suku Betawi itu sendiri, pada dasarnya diawali oleh orang Sunda (mayoritas), sebelum abad ke-16 dan masuk ke dalam Kerajaan Tarumanegara serta kemudian Pakuan Pajajaran. Selain orang Sunda, terdapat pula pedagang dan pelaut asing dari pesisir utara Jawa, dari berbagai pulau Indonesia Timur, dari Malaka di semenanjung Malaya, bahkan dari Tiongkok serta Gujarat di India.
Menurut Antropolog dari Universitas Indonesia, Dr. Yasmine Zaki Shahab, MA memperkirakan, etnis Betawi baru terbentuk sekitar seabad lalu, antara tahun 1815-1893. Perkiraan ini didasarkan atas studi sejarah demografi penduduk Jakarta yang dirintis sejarawan Australia, Lance Castle. Di zaman kolonial Belanda, pemerintah selalu melakukan sensus, yang dibuat berdasarkan bangsa atau golongan etnisnya. Dalam data sensus penduduk Jakarta tahun 1615 dan 1815, terdapat penduduk dari berbagai golongan etnis, tetapi tidak ada catatan mengenai golongan etnis Betawi.
Baru kemudian pada sekitar tahun 1930, kategori orang Betawi yang sebelumnya tidak pernah ada justru muncul sebagai kategori baru dalam data sensus tahun tersebut. Jumlah orang Betawi sebanyak 778.953 jiwa dan menjadi mayoritas penduduk Batavia waktu itu.
Antropolog Universitas Indonesia lainnya, Prof Dr Parsudi Suparlan menyatakan, kesadaran sebagai orang Betawi pada awal pembentukan kelompok etnis itu juga belum mengakar. Dalam pergaulan sehari-hari, mereka lebih sering menyebut diri berdasarkan lokalitas tempat tinggal mereka, seperti orang Kemayoran, orang Senen, atau orang Rawabelong.
Pengakuan terhadap adanya orang Betawi sebagai sebuah kelompok etnis dan sebagai satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas, yakni Hindia Belanda, baru muncul pada tahun 1923, saat Husni Thamrin, tokoh masyarakat Betawi mendirikan Perkoempoelan Kaoem Betawi. Baru pada waktu itu pula segenap orang Betawi sadar mereka merupakan sebuah golongan, yakni golongan orang Betawi.
Ada juga yang berpendapat bahwa orang Betawi tidak hanya mencakup masyarakat campuran dalam benteng Batavia yang dibangun oleh Belanda tapi juga mencakup penduduk di luar benteng tersebut yang disebut masyarakat proto Betawi. Penduduk lokal di luar benteng Batavia tersebut sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional. Hal ini terjadi karena pada abad ke-6, kerajaan Sriwijaya menyerang pusat kerajaan Tarumanagara yang terletak di bagian utara Jakarta sehingga pengaruh bahasa Melayu sangat kuat disini.
Selain itu, perjanjian antara Surawisesa (raja Kerajaan Sunda) dengan bangsa Portugis pada tahun 1512 yang membolehkan Portugis untuk membangun suatu komunitas di Sunda Kalapa mengakibatkan perkawinan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis yang menurunkan darah campuran Portugis. Dari komunitas ini lahir musik keroncong.
Sejak akhir abad yang lalu dan khususnya setelah kemerdekaan (1945), Jakarta dibanjiri imigran dari seluruh Indonesia, sehingga orang Betawi dalam arti apapun juga tinggal sebagai minoritas. Pada tahun 1961, 'suku' Betawi mencakup kurang lebih 22,9 persen dari antara 2,9 juta penduduk Jakarta pada waktu itu. Mereka semakin terdesak ke pinggiran, bahkan ramai-ramai digusur dan tergusur ke luar Jakarta. Walaupun sebetulnya, ’suku’ Betawi tidaklah pernah tergusur atau digusur dari Jakarta, karena proses asimilasi dari berbagai suku yang ada di Indonesia hingga kini terus berlangsung dan melalui proses panjang itu pulalah ’suku’ Betawi hadir di bumi Nusantara.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana penerapan 7 unsur kebudayaan universal diterapkan pada kebudayaan di Indonesia khususnya pada kebudayaan Betawi?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Makalah yang mengangkat topik mengenai pengaruh 7 unsur kebudayaan universal terhadap kebudayaan Tionghoa yang ada di Indonesia ini memiliki beberapa tujuan, antara lain:
a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Bahasa terhadap kebudayaan Betawi.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Sistem Teknologi dan Alat Produksi terhadap kebudayaan Betawi.
c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Sistem Mata Pencaharian terhadap kebudayaan Betawi.
d. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Organisasi Sosial terhadap kebudayaan Betawi.
e. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Sistem Pengetahuan terhadap kebudayaan Betawi.
f. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Sistem Religi terhadap kebudayaan Betawi.
g. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Kesenian terhadap kebudayaan Betawi.
Bab II
Kerangka Teoritis
2.1 Definisi Masyarakat
2.1.1 Definisi masyarakat secara etimologis:
Masyarakat berasal dari kata dalam bahasa latin “socius” yang berarti kawan/sekelompok. dalam bahasa inggeris “society” istilah masyarakat sendiri berasal dari bahasa arab, “syaraka” yang berarti ikut serta, “berpartisipasi”.
2.1.2 Definisi masyarakat secara konseptual, menurut:
1. Smith, Stanley dan Shores
Masyarakat sebagai suatu kelompok individu-individu yang terorganisasi serta berfikir tentatang diri mereka sendiri sebagai suatu kelompok yang berbeda.
2. Znaniecki
Masyarakat merupakan suatu sistem yang meliputi unit biofisik para individu yang bertempat tinggal pada suatu daerah geografis tertentu selama periode waktu tertentu dari suatu generasi. Dalam sosiology suatu masyarakat dibentuk hanya dalam kesejajaran kedudukan yang diterapkan dalam suatu organisasi.
3. W F Connell
Masyarakat adalah (1) suatu kelompok orang yang berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai kelompok yang berbeda, diorganisasi, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk waktu yang lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada daerah geografls tertentu, (2) kelompok orang yang mencari penghidupan secara berkelompok, sampai turun temurun dan mensosialkan anggota anggotanya melalui pendidikan, (3) suatu ke orang yang mempunyai sistem kekerabatan yang terorganisasi yang mengikat anggota-anggotanya secara bersama dalam keselurühan yang terorganisasi.
4. Liton
Masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
5. Koentjaraningrat
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
6. E.B Taylor
Masyarakat adalah kelompok orang yang mendiami suatu daerah tertentu dan bersama-sama memiliki tradisi kebudayaan yang sama.
2.1.3 Definisi antropologi secara operasional
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dalam suatu tempat atau daerah dalam waktu yang lama dan berinteraksi secara social dan bekerja sama dalam mencapai tujuan hidup sesama anggota dari perkumpulan tersebut dengan demikian dengan bekerja sama maka akan cepat terwujudnya impian dari kelompok orang tersebut dan telah teratur secara terorganisasi.
2.1.4 Instrumen Variabel Teori Antropologi
VARIABEL KONSEP TEORI | DIMENSI | INDIKATOR |
M A S Y A R K A T | 1. Sekelompok manusia | 1. Anak-anak |
2. Pria dewasa | ||
3. Wanita dewasa | ||
4. Remaja pria | ||
5. Remaja wanita | ||
2. Berinteraksi | 1. Berbicara | |
2. Bersenda gurau | ||
3. Bergosip | ||
4. Berbisik | ||
5. Bertengkar | ||
3. Organisasi | 1. Pemerintah | |
2. Sosial | ||
3. Swasta | ||
4. Masyarakat | ||
5. Politik |
2.2 Definisi Kebudayaan
2.2.1 Definisi kebudayaan secara etimologis
Secara etimologis kebudayaan atau culture berasal dari kata sansekerta yaitu “ buddhayah” yaitu bentuk jamak dari “buddhi” yang berarti budi atau akal . Jadi dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
2.2.2 Definisi kebudayaan secara konseptual, menurut:
1. Sultan Takdir Alisyahbana
Kebudayaan adalah manifestasi dan cara berfikir yang dipakai dan mempengaruhi manusia.
2. Mangunsarkoro
Segala yang bersifat hasil kegiatan manusia dalam arti yang seluas-luasnya.
3. Sidi Gazalba
Kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segala kegiatan manusia yang membentuk kesatuan social dengan suatu ruang dan suatu waktu.
4. Moh. Hatta
Kebudayaan itu adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa.
5. Ralph Linton ( 1839-1953 )
Kebudayaan yaitu “ Man’s social heredi “ yang artinya sifat social yang dimiliki oleh manusia secara turun temurun.
6. J.P.H. Dryvendaf
Kebudayaan itu adalah kumpulan dari letusan jiwa manusia sebagai yang beraneka ragam berlaku dalam suatu mansyarakat tertentu.
7. R. Linton
Kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil dari perilaku tersebut, yang kemudian unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan oleh kelompok masyarakat tertentu.
8. Dawson
Kebudayaan itu adalah cara hidup bersama (culture is common way of life).
9. E.B. Tylor
Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang lain serta kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat.
10. Koentjaraningrat
Kebudayaan itu adalah suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peratuaran dan sebagainya. Kebudayaan juga suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Kebudayaan juga merupakan benda-benda hasil karya manusia.
2.2.3 Definisi kebudayaan secara operasional
Kebudayaan adalah seni, music, literature, kepercayaan dan aktifitas-aktifitas intelektual yang di mana membedakan antara sekelompok orang (ras/agama/sosial/suku) dengan kelompok lainnya.
2.2.4 Instrumen Variabel Teori Kebudayaan
VARIABEL KONSEP TEORI | DIMENSI | INDIKATOR |
K E B U D A Y A A N | 1. Musik | 1. Pop |
2. Jazz | ||
3. Rock | ||
4. Dangdut | ||
5. Country | ||
2. Kepercayaan | 1. Animisme | |
2. Dinamisme | ||
3. Taoisme | ||
4. Konfusianisme | ||
5. Politeisme | ||
3. Suku | 1. Asmat | |
2. Minangkabau | ||
3. Dayak | ||
4. Baduy | ||
5. Batak |
Bab III
Analisis dan Pembahasan
3.1 Mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Bahasa terhadap kebudayaan Betawi.
Bahasa merupakan produk dari manusia sebagai “Homo Longues”.
Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda ( kode ), yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, akhirnya menjadi bahasa tulisan.
Semuanya merupakan simbol sehingga “ ernest casirier ” menyebut manusia sebagai animal symbolig. Bahasa-bahasa yg telah maju memiliki kekayaan kata ( causa kata ) yang besar jumlahnya sehingga makin komunikatif.
Bahasa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu bahasa lisan dan tulisan.
Bagi etnis Betawi bahasa yg mereka gunakan adalah bahasa Indonesia yang berdialek Betawi.
Dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaan Betawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan, baik yang berasal dari daerah-daerah lain di Nusantara maupun kebudayaan asing. Ada juga yang berpendapat bahwa suku bangsa yang mendiami daerah sekitar Batavia juga dikelompokkan sebagai suku Betawi awal (proto Betawi). Menurut sejarah, Kerajaan Tarumanagara, yang berpusat di Sundapura atau Sunda Kalapa, pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kalapa, jauh sebelum Sumpah Pemuda, sudah menggunakan bahasa Melayu, yang umum digunakan di Sumatera, yang kemudian dijadikan sebagai bahasa nasional. Karena perbedaan bahasa yang digunakan tersebut maka pada awal abad ke-20, Belanda menganggap orang yang tinggal di sekitar Batavia sebagai etnis yang berbeda dengan etnis Sunda dan menyebutnya sebagai etnis Betawi (kata turunan dari Batavia). Walau demikian, masih banyak nama daerah dan nama sungai yang masih tetap dipertahankan dalam bahasa Sunda seperti kata Ancol, Pancoran, Cilandak, Ciliwung, Cideng (yang berasal dari Cihideung dan kemudian berubah menjadi Cideung dan tearkhir menjadi Cideng), dan lain-lain yang masih sesuai dengan penamaan yang digambarkan dalam naskah kuno Bujangga Manik yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi.
Untuk bahasa tulisan yang digunakan tetap menggunakan huruf atau alphabet yang dikombinasikan dengan susunan Bahasa Indonesia dan dialek Betawi.
3.2 Mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Sistem Teknologi dan Alat Produksi terhadap kebudayaan Betawi.
Merupakan produksi dari manusia sebagai “homo faber“ bersumber pemikiran yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat meciptakan sekaligus dengan mempergunakan suatu alat.
Dengan alat ciptaannya, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhan hidupnya daripada binatang.
Sistem teknologi dan peralatan terdiri :
1.alat-alat produktif
2. alat-alat distribusi dan transportasi
3. wadah dan tempat-tempat untuk menaruh
4. makanan dan minuman
5. pakaian dan perhiasan
6. tempat berlindung dan perumahan
7. senjata.
Alat produktif yang digunakan oleh masyarakat Betawi tidaklah begitu bdea pada masyarakat pada umumnya, sperti cangkul dan lain-lain.
Sedangkan alat transportasi khas Betawi adalah delman. Delman adalah sejenis kereta yang menggunakan kuda sebagai penariknya dan seorang kusir untuk menjalankannya, namun seiring berkembangnya jaman, keadaan delman sudah mulai menghilang, dikarenakannya sudah banyak masyarakat yang memilih untuk menggunakan mobil sebagai alat transportasinya, sehingga lahan untuk delman lama kelamaan mulai menghilang.
Selain itu Betawi juga memiliki makanan dan minuman yang beragam dank has. Untuk minuman, Betawi terkenal dengan birpletok dan sekoteng. Birpletok adalah minuman khas Betawi yang sudah ada pada jaman Belanda. Masyarakat Betawi menciptakan minuman ini dikarenakan masyarakat Betawi tidak boleh meminum bir. Karena bagi orang Betawi yang mayoritas beragama Islam bir adalah minuman haram, namun orang Betawi juga ingin meminum bir, untuk itu orangorang tua Betawi menemukan minuman ini yang disebut birpletok, sebagai pengganti bir yang biasa diminum oleh Belanda. Sedangkan untuk makanan tradisional Betawi yang amat terkenal adalah kerak telor. Sekarang ini makanan ini mulai sulit ditemukan, namun biasanya mendadak menjadi mudah ditemukan pada ulang tahun kota Jakarta.
Masyarakat betawi terkenal juga dengan pakain daerahnya. Untuk para lelaki mereka menggunakan pakaian dan celana lengan panjang, disertai dengan baju dalam berwarna putih, ban pinggang yang besar, golok di pinggang, peci dan sarung yang digantung di leher. Sedangkan untuk kaum perempuan menggunkan sejenis kebaya dan kerudung.
3.3 Mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Sistem Mata Pencaharian terhadap kebudayaan Betawi.
Merupakan produk dari manusia sebagai “home economicus” menjadikan tingkat kehidupan manusia secara terus meningkat.
Sebagai “ food gathering “, kehidupan manusia memang sama dengan binatang.
Dalam tingkat “food producing” terjadi kemajuan yang pesat, setelah bercocok tanam, kemudian berternak, mengusahakan kerajinan, berdagang, manusia semakin dapat mencukupi kebutuhan hidupnya yang terus menerus meningkat (rising demand).
Sistem mata pencarian hidup terdiri :
1. berburu dan meramu
2. perikanan
3. bercocok tanam di ladang
4. bercocok tanam menetap
5. peternakan
6. perdagangan
Di Jakarta, orang Betawi sebelum era pembangunan orde baru, terbagi atas beberapa profesi menurut lingkup wilayah (kampung) mereka masing-masing. Semisal di kampung Kemanggisan dan sekitaran Rawabelong banyak dijumpai para petani kembang (anggrek, kemboja jepang, dan lain-lain). Dan secara umum banyak menjadi guru, pengajar, dan pendidik semisal K.H. Djunaedi, K.H. Suit, dll. Profesi pedagang, pembatik juga banyak dilakoni oleh kaum betawi. Petani dan pekebun juga umum dilakoni oleh warga Kemanggisan.
Kampung yang sekarang lebih dikenal dengan Kuningan adalah tempat para peternak sapi perah. Kampung Kemandoran di mana tanah tidak sesubur Kemanggisan. Mandor, bek, jagoan silat banyak di jumpai disana semisal Ji'ih teman seperjuangan Pitung dari Rawabelong. Di kampung Paseban banyak warga adalah kaum pekerja kantoran sejak jaman Belanda dulu, meski kemampuan pencak silat mereka juga tidak diragukan. Guru, pengajar, ustadz, dan profesi pedagang eceran juga kerap dilakoni.
Warga Tebet aslinya adalah orang-orang Betawi gusuran Senayan, karena saat itu Ganefonya Bung Karno menyebabkan warga Betawi eksodus ke Tebet dan sekitarnya untuk "terpaksa" memuluskan pembuatan kompleks olahraga Gelora Bung Karno yang kita kenal sekarang ini. Karena asal-muasal bentukan etnis mereka adalah multikultur (orang Nusantara, Tionghoa, India, Arab, Belanda, Portugis, dan lain-lain), profesi masing-masing kaum disesuaikan pada cara pandang bentukan etnis dan bauran etnis dasar masing-masing.
3.4 Mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Organisasi Sosial terhadap kebudayaan Betawi.
Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah namun dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Tujuan bersama yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Dalam masyarakat tradisional, sistem gotong-royong seperti yang tercapai di Indonesia merupakan contoh yang khas masyarakat modern pengaturannya sudah dalam tingkat negara bahkan antar bangsa.
Sistem organisasi kemasyarakatan terdiri :
1. sistem kekerabatan
2. sistem kesatuan hidup setempat
3. asosiasi dan perkumpulan-perkumpulan
4. sistem kenegaraan.
Untuk mewujudkan apa yang tertulis di atas, warga Betawi atau etnis Betawi yang memiliki kekerabatan yang cukup erat satu sama lain juga membentuk suatu organisasi untuk menjadi tempat bernaungnya etnis Betawi, yang terkenal saat ini adalah FBR (Front Betawi Rempug). Ini adalah suatu organisasi sosial warga Betawi yang didirikan karena kaum etnis Betawi merasa memiliki sebuah tujuan yang sama, yaitu ingin memajukan etnis Betawi dan membuat suatu tempat untuk berkumpul bersama-sama.
3.5 Mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Sistem Pengetahuan terhadap kebudayaan Betawi.
Merupakan produk dari manusia sebagai “homo sapiens”. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri disamping juga pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang diketahui kemudian menyampaikannya melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas, terlebih apabila pengetahuan dapat dibukukan maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke genarasi berikutnya.
Seperti teori yang ada di atas, masyarakat Betawi juga memiliki peran dalam ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari tersebarnya cerita mengenai Si Pitung, yaitu cerita mengenai jagoan silat yang membela kaum Betawi dari kaum penjajah. Cerita mengenai Si Pitung ini sudah diingat oleh sebagian besar warga Betawi dan kemudian diceritakan secara turun temurun ke anak cucunya.
3.6 Mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Sistem Religi terhadap kebudayaan Betawi.
Merupakan produk manusia sebagai “home religius”
Manusia yg mempunyai kecerdasan pikiran, perasaan luhur, tanggap bahwa kekuatan
diatas dirinya terdapat kekuatan yang maha besar yang dapat “menghitam-putihkan”
kehidupannya, oleh karena itu, manusia takut sehingga sehingga menyembah - Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kemauan manusia, dilakukanlah usaha yang diwujudkan dalam sistem religi dan upacara keagamaan.
Sistem religi dan upacara keagamaan serta kerohanian terdiri dari :
1. sistem kepercayaan
2. kesusasteraan suci
3. sistem upacara keagamaan
4. komuniti agama
5. ilmu gaib
6. sistem nilai dan pandangan hidup.
Orang Betawi sebagian besar menganut agama Islam. Tetapi yang menganut agama Kristen; Protestan dan Katholik juga ada namun hanya sedikit sekali. Diantara suku Betawi yang beragama Kristen, ada yang menyatakan bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis. Hal ini wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja Sunda mengadakan perjanjian dengan Portugis yang membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa.
3.7 Mengetahui dan menganalisis pengaruh 7 unsur kebudayaan dari segi Sistem Kesenian terhadap kebudayaan Betawi.
Merupakan hasil dari manusia sebagai “homo esteticus”.
Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan fisiknya.
Manusia semata-mata tidak hanya memnuhi kebutuhan isi perutnya saja, tetapi mereka perlu juga pandangan mata yang indah serta suara yang merdu. Semuanya itu dapat dipenuhi melalui kesenian ditempatkan sebagai unsur yang terakhir, karena enam kebutuhan sebelumnya, pada umumnya harus dipenuhi terlebih dahulu.
Kesenian terdiri dari :
1. seni patung
2. seni relief
3. seni lukis dan gambar
4. seni rias
5. seni vokal
6. seni instrumental
7. seni kesusasteraan
8. seni drama
Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang berakar pada tradisi musik Arab, Keroncong Tugu dengan latar belakang Portugis-Arab,dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an. Saat ini Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong, Rebana Tanjidor dan Keroncong. Selain itu Betawi juga terkenal dengan Seni Ondel-Ondel nya dan Seni Gambusnya. Untuk kesenian Gambus sebetulnya bukan murni dari Betawi, karena pada awalnya berasal dari Arab, namun ternyata kesenian Gambus ini mulai disenangi oleh semua etnis dan menjadi musik pengiring perkawinan, dan termasuk juga sebagai music pengiring perkawinan Betawi.Sehingga banyak yang menganggap bahwa tanpa music gambus perkawinan menjadi tidak afdol. Lama kelamaan kesenian Gambus ini meresap di kebudayaan Betawi dan kemudian menjadi salah satu kesenian Betawi.
Betawi juga memiliki seni drama yang biasa kita kenal dengan sebutan lenong. Pada awalnya lenong dipertunjukan di lapangan terbuka, seiring dengan perkembangan jaman lenong mulai dipertunjukan di panggung atau teater dan lama kelamaan lenong mulai ditampilkan di televisi.
Bab IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Masyarakat Betawi adalah suatu etnis masyarakat yang ada di Indonesia. Mereka memiliki keragaman budaya yang semakin menambah keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Kebudayaan Betawi yang ada di Jakarta masih terasa begitu kental di beberapa daerah yang belum terlalu terjamah oleh masyarakat kota. Sedangkan untuk kebudayaan Betawi yang berada di kota besar Jakart sudah mulai menghilang dan digantikan oleh budaya modern. Namun masih ada saja masyarakat Betawi yang masih ingat dan mempertahankan kebudayaannya tersebut.
4.2 Saran
Indonesia memiliki banyak suku dan budaya, salah satunya adalah budaya Betawi. Ada baiknya jika pemerintah lebih memberi perhatian yang lebih kepada budaya Betawi, tidak hana Betawi tetapi juga kebudayaan yang lain. Agar tidak hilang, dan Indonesia tidak kehilangan Identitas dirinya.
Daftar Pustaka
Haviland, W.A. 1985. Antropologi edisi ke 4. Jakarta: Erlangga.
Koentjaraningrat. 2002. Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Shahab, Alwi. 2004. Saudagar Baghdad dari Betawi. Jakarta: Republika.
http://id.wikipedia.org/wiki/Lenong
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi
http://id.88db.com/id/Discussion/Discussion_reply.page/Food_Beverage/?DiscID=2903&lang=en-us
http://id.wikipedia.org/wiki/Bir_pletok
0 komentar:
Posting Komentar